Pasar Rakyat Sapaya Milyaran Rupiah, Tapi Kini Sunyi: Proyek 2021 Ini Benarkah Tak Bernyawa?
- Ridwan Umar
- 12 menit yang lalu
- 2 menit membaca

Pasar Rakyat Sapaya Milyaran Rupiah, Tapi Kini Sunyi: Proyek 2021 Ini Benarkah Tak Bernyawa?
Gowa, Sulsel – Pasar Rakyat Sapaya yang terletak di Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, dibangun dengan anggaran fantastis pada tahun 2021. Nilainya disebut mencapai milyaran rupiah dan diharapkan menjadi pusat ekonomi baru bagi warga setempat. Namun, pertanyaan besar kini muncul: apakah pasar tersebut benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat? Atau justru hanya menjadi proyek besar tanpa denyut aktivitas?
Waketum DPP Gempa Indonesia menilai keberadaan pasar itu masih jauh dari harapan. Aktivitas ekonomi yang semestinya ramai justru diduga tidak optimal. Bahkan, muncul dugaan bahwa output pembangunan pasar rakyat ini nyaris “nihil” karena pemanfaatannya tidak maksimal, pedagang enggan menempati, hingga pengelolaan yang dinilai tidak jelas, ungkap Ari Paletteri

Padahal, pasar rakyat dibangun dengan tujuan memperkuat ekonomi lokal, membuka ruang usaha bagi pedagang kecil, serta meningkatkan sirkulasi ekonomi masyarakat desa. Jika pasar tidak termanfaatkan, bukan hanya fasilitas yang mubazir, tetapi juga keuangan negara dan daerah yang turut dipertaruhkan.
Menurut Ari Paletteri dari sisi regulasi, proyek bernilai besar seperti pembangunan pasar rakyat seharusnya dikelola dengan serius dan dipastikan kebermanfaatannya. Setidaknya, hal ini telah diatur dalam sejumlah ketentuan, antara lain:
• UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang menegaskan kewajiban pemerintah daerah memastikan pelayanan publik dan pemanfaatan aset untuk kepentingan masyarakat.
BACA JUGA :





• UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang menegaskan setiap penggunaan anggaran harus efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
• Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang mewajibkan pemanfaatan aset daerah agar tidak terbengkalai.
• Kebijakan revitalisasi dan pengelolaan pasar rakyat oleh Kementerian Perdagangan yang menekankan bahwa pasar rakyat harus benar-benar hidup, produktif, dan memberi dampak nyata bagi pedagang serta masyarakat.
Lebih lanjut, dengan segala regulasi itu, wajar jika publik mempertanyakan: mengapa pasar sebesar itu diduga belum berjalan maksimal? Apakah soal perencanaan yang kurang matang? Kurangnya sosialisasi? Atau persoalan teknis lain yang tidak pernah dijelaskan secara terbuka?
Masyarakat berharap pemerintah daerah, khususnya pihak terkait di Kabupaten Gowa, memberikan klarifikasi sekaligus langkah konkret agar pasar rakyat Sapaya benar-benar hidup dan bermanfaat. Jangan sampai fasilitas yang dibangun dari uang rakyat hanya menjadi monumen tanpa fungsi.
Warga Bungaya kini menunggu jawaban.
Apakah Pasar Rakyat Sapaya akan dibenahi, dioptimalkan, atau dibiarkan tetap menjadi “pasar milyaran tanpa denyut ekonomi”?,tutupnya
( Mgi / Ridwan )






















































