top of page
  • Gambar penulisRedaksi Media Gempa

JANJI TINGGAL JANJI,JEMBATAN TAK KUNJUNG DIBANGUN,ANAK SEKOLAH BERTARUH NYAWA


MEDIAGEMPAINDONESIA.COM, Sinjai - Janji Pemerintah Kabupaten Sinjai untuk memperbaiki dan membangun infrastruktur jalan serta jembatan, belum sepenuhnya terealisasi di masa kepemimpinan Bupati-Wakil Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa-Hj. A. Kartini Ottong.


Komitmen untuk membuka daerah terisolir melalui pembangunan infrastruktur, juga terkesan tidak merata. Faktanya, masih ada desa di mana anak-anak harus bertaruh nyawa untuk sampai di sekolah mereka.


Desa tersebut adalah Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan. Yang jarak dari ibukota Kabupaten Sinjai hanya sekira 35 kilometer.


Jembatan darurat yang dibuat oleh warga ini terbentang di atas sungai. Lebar sungai sekira 20 meter. Jembatan bambu yang dibuat secara sudaya uni terduri ada lima bilah bambu kering yang dibentangkan di atas sungai untuk menjadi titian. Di bawahnya ada arus sungai yang sangat deras. Jika hilang konsentrasi atau terpeleset maka nyawa taruhannya.


Menurut Guru MA Muhammadiyah Songing M. Ilyas dan masyarakat setempat Abd. Latif, jika peserta didik tidak melewati sungai ini maka harus berjalan memutar di Dusun Bonto dengan jarak tempuh sekitar 5 km.


“Kami membangun jembatan ini dengan peralatan seadanya. Hanya terbuat dari bambu yang diikat dengan rotan, adapun kami sangat mengharap adanya jembatan permanen sehingga tidak perlu takut menyeberang apalagi kalau musim hujan seperti sekarang,” harap Abd. Latif, Senin (30/1/2023).


Saat berita ini dibuat, kondisi jembatan darurat tersebut makin membahayakan. Beberapa batang bambu terlihat sudah lapuk. Kendati demikian, para pelajar tetap memberanikan diri untuk menyeberang. Bahkan, beberapa diantaranya harus dibantu orang tua dan kerabatnya.


Sementara, Kepala Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan, Mazlan membenarkan kondisi memprihatinkan jembatan bambu yang menghubungkan Desa Songing dengan Desa Polewali.


Mazlan mengatakan, masyarakatlah yang bergotong-royong mengganti bambu yang sudah lapuk dengan bambu yang baru. Hanya itu yang dapat dilakukan oleh warga sejak tahun 2020 lalu hingga sekarang.


Lebih lanjut, ia mengatakan jika jembatan tersebut sangat bermanfaat untuk warga terutama bagi anak sekolah kendati kondisinya yang sangat memperihatinkan.


“Anak sekolah dari Dusun Jenna Desa Polewali pakai jembatan ini lewat atau pergi sekolah di songing,” tulis Mazlan melalui pesan WA, Senin (30/1/2023) siang.


Kepala Desa yang juga alumni Universitas Muhammadiyah Sinjai ini menjelaskan bahwa, tidak hanya anak sekolah bahkan mayoritas masyarakat di desanya juga memanfaatkan jembatan tersebut untuk menyebrangi sungai


“Setiap musrembang kami usulkan agar ada pembangunan jembatan,” tambahnya.


Sejak 2020 lalu, beberapa warga sudah meminta ada pembangunan jembatan, agar para guru dan siswa dapat menyebrangi sungai dengan aman. Namun, hingga saat ini belum dilakukan pembangunan.



Editor : Akmal

Sumber : PosLiputan

91 tampilan0 komentar
bottom of page