top of page

Tangkap Annar Salahuddin Sampetoding Guna Membongkar Paslon Gubernur dan Paslon Bupati Yang Diduga Gunakan Uang Palsu Untuk Money Politik !!!!

Gambar penulis: zainal Munirangzainal Munirang

Gowa 23 Desember 2024 ~

Ketua DPP LSM Gempa Indonesia, Amiruddin SH Karaeng Tinggi mengungkapkan dugaan keterlibatan beberapa pihak dalam transaksi uang palsu di perhelatan Pilkada di Sulawesi Selatan. Dalam konferensi persnya, Amiruddin mendesak Polres Gowa, Polda Sulsel, dan Mabes Polri untuk segera menangkap pengusaha sekaligus politikus Annar Salahuddin Sampetoding.


Menurut Amiruddin, Annar Salahuddin Sampetoding yang dikenal sebagai anggota tim pemenangan pasangan calon Gubernur Andi Sudirman Sulaeman - Fatmawati Rusdi diduga memiliki keterkaitan erat dengan peredaran uang palsu yang beredar di Kabupaten Gowa.


Annar tercatat sebagai Dewan Penasehat ke-22 dalam struktur tim pemenangan pasangan tersebut. Selain itu, tim pemenangan pasangan calon gubernur Sulawesi Selatan disebut diduga berkolaborasi dengan tim pemenangan pasangan calon bupati Gowa nomor urut 2, HT-DM, melalui tim bernama Dozer.

"Kami menduga uang palsu ini sengaja diedarkan untuk memenangkan salah satu pasangan calon Gubernur, dan Pasangan Calon Bupati Gowa di perhelatan yang berlangsung 27 November 2024," ujar Amiruddin.


Lebih lanjut, Amiruddin menyebut bahwa Polres Gowa telah menangkap 17 orang tersangka terkait kasus ini dan menyita barang bukti berupa uang palsu bernilai ratusan milyaran rupiah, mesin cetak, serta surat berharga senilai ratusan triliun rupiah.


"Jika Annar Salahuddin Sampetoding ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap , maka akan semakin jelas siapa calon kepala daerah yang diduga menggunakan uang palsu dalam Pilkada ini," tegas Amiruddin.


Amiruddin juga mengungkapkan fakta bahwa uang palsu tersebut dicetak di kampus ternama, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Kepala Tata Usaha kampus tersebut adalah intelektual kadernya sebagai salah satu otak di balik praktik ini. Sementara Annar Salahuddin Sampetoding berperan sebagai penyedia modal untuk pengadaan bahan baku cetakan uang palsu, seperti kertas dan tinta impor.


"Ini bukan sekadar spekulasi. Annar memiliki peran besar dalam pengadaan bahan baku, dan uang palsu ini beredar luas sebelum dan Pilkada berlangsung," tambahnya.


Dugaan ini semakin kuat setelah ditemukan fakta bahwa peredaran uang palsu di Sulawesi Selatan mencapai angka fantastis, sekitar Rp1000 triliun. Uang tersebut diduga digunakan dalam praktik politik uang (money politics) untuk memengaruhi hasil pemilihan Gubernur dan pemilihan Bupati Gowa.


"Jika benar hal ini digunakan dalam Pilkada, maka yang menggunakan juga harus ditangkap dan diproses hukum sesuai undang-undang yang berlaku," tandas Amiruddin.


Dia juga menyoroti adanya 4 ( Empat) orang pelaku pengedar uang palsu yang sebelumnya ditangkap oleh Polsek Bontomarannu, Kabupaten Gowa, "namun dibebaskan sebelum Pilkada berlangsung. Selain itu, ada pula seorang warga Bontomarannu yang ditangkap di Tana Toraja (Tator) diduga ikut terlibat.


"Kami meminta transparansi dan ketegasan dari pihak kepolisian. Jangan sampai kasus ini berhenti di tingkat bawah, semua pihak yang terlibat termasuk yang memanfaatkan atau yang menggunakan uang palsu untuk kepentingan politik, harus ditindak," tutur Amiruddin".


Kasus ini terus berkembang dan menjadi perhatian publik di Sulawesi Selatan. Masyarakat menantikan langkah tegas aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas jaringan peredaran uang palsu yang diduga melibatkan sejumlah tokoh politik ternama tutupnya.


REDMGI /BANG ENAL.

809 tampilan
bottom of page