Heboh! Siswa SMA 6 Jeneponto Geber Motor di Depan Sekolah, Suara Knalpot Brong Gegerkan Warga!
- Ridwan Umar
- 16 menit yang lalu
- 2 menit membaca

Heboh! Siswa SMA 6 Jeneponto Geber Motor di Depan Sekolah, Suara Knalpot Brong Gegerkan Warga!
Jeneponto – Fenomena memprihatinkan terjadi di lingkungan SMA Negeri 6 Jeneponto, Sulawesi Selatan. Sejumlah siswa-siswi sekolah tersebut diduga kerap melakukan aksi geber-geber gas motor dan balapan liar setiap kali jam pulang sekolah tiba. Suara bising knalpot brong yang mereka gunakan membuat warga sekitar resah dan terganggu.
Menurut pantauan warga, sebelum para siswa berkumpul, mereka kerap mempertontonkan atraksi gas motor layaknya pembalap jalanan. Aksi brutal tersebut bahkan dilakukan tepat di depan sekolah dan jalan umum yang ramai dilalui masyarakat.
“Mereka seenaknya geber motor keras-keras, kayak arena balapan. Padahal di sekitar sini ada puskesmas dan banyak pasien yang butuh ketenangan,” ungkap salah satu warga Tolo yang merasa geram.
Fenomena ini dinilai mencerminkan *krisis moral dan lemahnya kontrol sosial* di lingkungan pendidikan. Para siswa yang diduga minim didikan dan pengawasan, tampak apatis terhadap kondisi sekitar. Mereka seolah tanpa kendali menguasai jalan raya dengan aksi arogan dan membahayakan pengguna jalan lain.
Bahkan, kebisingan dari suara knalpot brong para siswa disebut sampai mengganggu pasien rawat inap di **Puskesmas Tolo**, yang lokasinya tak jauh dari sekolah tersebut.
Menanggapi hal ini, DPD II Kabupaten Jeneponto, Ashari
menyampaikan keprihatinannya terhadap perilaku para pelajar yang dinilai mencoreng dunia pendidikan di daerah tersebut.
“Kami sangat prihatin melihat fenomena ini. Dinas Pendidikan Jeneponto harus segera turun tangan menertibkan dan memberikan pembinaan. Sekolah tidak boleh tutup mata terhadap perilaku anak didiknya,” tegas Ashari.
Ashari juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Cabang Dinas (Cabdin), dan pengawas pendidikan untuk segera hadir dan memberikan edukasi mendalam di SMA Negeri 6 Jeneponto.
“Kita berharap ada tindakan konkret. Jangan sampai kepala sekolah hanya fokus pada urusan administrasi dan dana BOS, sementara pembinaan moral peserta didik diabaikan,” tambahnya.
Warga berharap pihak sekolah bersama aparat kepolisian dapat melakukan langkah pencegahan agar aksi ugal-ugalan para siswa tidak semakin meresahkan. Fenomena ini dinilai sebagai refleksi buruk terhadap peran pendidikan yang seharusnya membentuk karakter, bukan melahirkan arogansi di jalanan.
(Mgi/Ridwan)