Dugaan Penimbunan BBM Bersubsidi Muncul Berita Tantangan , Karena Serakah Barang Ilegal Diduga Ingin Menopoli.
MEDIAGEMPAINDONESIA.COM, JENEPONTO - Ketua DPP LSM Gempa Indonesia, Amiruddin SH Karaeng Tinggi, menyatakan keprihatinannya terkait berita tandingan yang dipublikasikan oleh media online Penjuru ID, di mana Ketua Baim Ham RI Sulsel, Sahabuddin Rauf, SH MH, diduga menyalahi aturan pers. Menurut Amiruddin, seharusnya Sahabuddin mengklarifikasi langsung kepada media yang pertama kali memberitakan tuduhan atau, jika tuduhan tersebut tidak benar, melaporkannya kepada pihak kepolisian.
Pernyataan ini muncul setelah berita mengenai dugaan penimbunan BBM bersubsidi di SPBU Taroang, Kabupaten Jeneponto, yang diungkap oleh tim pencari fakta LSM Gempa Indonesia, menjadi perhatian publik. Amiruddin menyayangkan adanya respons berupa berita tandingan yang justru memicu kebingungan di masyarakat.
"Tindakan Ketua Baim Ham RI Sulsel yang menyiarkan berita tandingan menunjukkan ketidakprofesionalan dalam menangani isu ini. Jika tudingan yang kami sampaikan tidak benar, seharusnya mereka melaporkan kami ke polisi, bukan membuat berita tandingan," tegas Amiruddin SH Karaeng Tinggi.
Lebih lanjut, Amiruddin mengungkapkan bahwa laporan terkait dugaan penimbunan BBM bersubsidi yang dilakukan oleh anggotanya di Jeneponto, didasari oleh temuan tim di lapangan. Menurutnya, anggota LSM Gempa Indonesia tidak bermaksud untuk melakukan pelanggaran, tetapi justru berusaha mengungkap praktik ilegal yang melanggar hukum.
"Kami menduga bahwa ada monopoli dalam penimbunan BBM bersubsidi yang melibatkan oknum-oknum tertentu. Jika ini benar, maka hal tersebut jelas melanggar peraturan pemerintah dan ketentuan hukum yang berlaku," tambah Amiruddin.
Amiruddin juga menegaskan bahwa seharusnya Sahabuddin Rauf.SH.MH lebih fokus pada penyelidikan dan penyelesaian masalah ini melalui jalur hukum, daripada sibuk membuat berita tandingan yang justru memperkeruh suasana. "Kalau memang tidak ada kebenaran dalam tudingan kami, silakan laporkan ke polisi. Tapi jika memang ada yang salah, kenapa harus takut dan membuat berita tandingan?" tutupnya.
MGI/Ridwan.