top of page
Gambar penulisRedaksi Media Gempa

Ketua DPP LSM Gempa Indonesia Kritik Pemilihan Bupati Gowa yang Penuh Tekanan.

MEDIAGEMPAINDONESIA.COM, GOWA – Ketua Dewan Pimpinan Pusat LSM Gempa Indonesia, Amiruddin , yang akrab disapa Karaeng Tinggi, menyatakan keprihatinannya terkait proses Pemilihan Bupati Gowa periode 2024-2029.


Menurutnya, pemilihan kali ini merupakan yang paling kacau dalam sejarah politik Gowa. Amiruddin menilai bahwa banyak pihak dari berbagai tingkatan, mulai dari RT, RW, Kepala Dusun, hingga pejabat tinggi seperti Camat, Kepala Dinas, Kabag, serta Kepala Sekolah, diduga terlibat dalam pengkondisian dan berpihak pada salah satu calon bupati Gowa diduga atas perintah dari pejabat tinggi Negara.


Menurut Amiruddin, terdapat indikasi bahwa aparat pemerintah serta penegak hukum ikut campur dalam proses pemilihan dengan berpihak kepada salah satu kandidat. Bahkan, tim pencari fakta LSM Gempa Indonesia menemukan bahwa sejumlah guru, kepala sekolah, dan pejabat pemerintah aktif mendatangi warga dan rumah-rumah orang tua siswa, mendesak agar memilih calon tertentu.


Amiruddin mengungkapkan bahwa warga Gowa dipaksa dan diintervensi, sehingga tidak merasa nyaman dan takut dalam menentukan pilihannya karena tekanan dari pihak-pihak berwenang.


“Kami menemukan adanya tekanan psikologis terhadap masyarakat, terutama melalui aparat pemerintah yang memanfaatkan posisi dan jabatannya untuk mengarahkan pilihan rakyat,” ujar Amiruddin. “Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi yang seharusnya bebas dari segala bentuk intimidasi dan tekanan.”


Amiruddin berharap seluruh elemen masyarakat, termasuk penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu, dan aparat penegak hukum, dapat bertindak netral dan menjunjung tinggi integritas dalam pelaksanaan pemilihan bupati. Ia menegaskan bahwa rakyat Gowa berhak atas pemilihan yang aman, jujur, dan adil, tanpa intervensi dari pihak manapun.


"Berikan hak rakyat untuk memilih pemimpinnya tanpa tekanan dan ancaman. Jangan biarkan rakyat Gowa kembali tertipu dan dibodohi," tutup Amiruddin.


MGI/Ridwan Umar.

bottom of page